"Saya tidak bersedia, karena bulan depan saya akan keluar.."
"Saya tidak siap, berikanlah pada yang lain.."
"Saya tidak bersedia karena saya tidak punya waktu.."
"saya tidak bersedia karena ini..! karena itu..!"
Kalimat di atas sering (baca: hampir selalu) saya dengarkan setiap menghadiri Konperensi di Klasis dan Rapat Anggota di Jemaat.Ada banyak karakter dari orang-orang yang suka mengatakan itu. Saya sulit menentukan apa yang sebenarnya menjadi penyebabnya, sehingga kebanyakan orang mengatakan demikian ketika ditawarkan menjadi PENGURUS.
Saya berasumsi :
- Orang tersebut tidak PAHAM terhadap PANGGILAN PELAYANAN.
Banyak yang hadir dalam Konperensi dan Rapat Anggota adalah orang yang berkeyakinan tetapi tidak
memiliki keyakinan. Setiap minggu hadir mendengarkan Firman Tuhan (FT), setiap saat menghadiri
kebaktian diperdengarkan FT. Bahwa jangan menolak panggilanmu, pikullah salibmu, kasihilah sesamamu,
dsb. Namun ketika diperhadapkan dengan PANGGILAN. Sebagian besar berkata sama dengan di atas.
Mereka berkeyakinan karena itu mereka pergi ibadah, tapi mereka TIDAK memiliki keyakinan sehingga
mereka tidak melakukan apa yang dikatakan FT.
- Orang tersebut tidak mau repot.
Orang yang demikian adalah orang-orang yang ingin menikmati hasilnya saja. Ibarat buah, mereka hanya
ingin menikmati buahnya tetapi tidak mau menanam dan merawatnya. Sehingga setiap diperhadapkan
PANGGILAN mereka akan mengatakan berilah kesempatan kepada yang lain.
- Orang tersebut tidak mau menanggung beban kepengurusan terdahulu.
Beberapa kepengurusan kadang meninggalkan beban atau Hutang baik materi maupun non materi. Hal ini
kadang dijadikan alasan oleh beberapa orang untuk menolak ketika diperhadapkan PANGGILAN.
Mereka tidak mau melakukan sesuatu dimulai dari bawah atau minus. Mereka takut dikatakan gagal
menjadi pengurus.
- Orang tersebut tidak PAHAM mengenai PROSES.
Asumsi poin ini hampir sama dengan poin 2 di atas. Perbedaannya orang-orang ini ingin menikmati hasil,
tapi ketika mereka tidak mendapatkannya, mereka akan memberontak. Protes sana sini tapi ketika
diperhadapkan PANGGILAN mereka menolak mentah-mentah. Mereka tidak mau terlibat bahkan tidak
mau tahu bagaimana hasil diperoleh dari PROSES.
Mungkin banyak lagi alasan-alasan lain. Saya menuliskan ini bukan karena prihatin dengan kondisi tersebut. Tetapi saya sementara menanti orang yang mengatakan "saya tidak siap, saya tidak tahu tapi saya mau, itu saja" ketika dia diperhadapkan PANGGILAN apapun.
Sama ketika Simon Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dipanggil oleh Yesus dari penjala ikan menjadi penjala manusia (Mat 4:18-22). Mereka Segera berangkat, menjawab panggilan Yesus walau Panggilan itu tidak sesuai dan pekerjaan yang mereka kuasai. Mereka bukan hanya berkeyakinan tapi juga memiliki keyakinan bahwa apapun yang akan mereka kerjakan asalkan menjawab Panggilan-Nya pasti akan dimampukan.
Saya tidak tahu sampai kapan saya menanti. Tetapi saya yakin suatu saat akan ada yang berkata "saya tidak siap tapi saya mau, itu saja!
~aL
